Berikut ini pekerjaan yang paling tidak dihargai di Indonesia
:
1. Petani
Petani adalah
seseorang yang bergerak di bidang bisnis
pertanian utamanya dengan cara melakukan pengelolaan tanah dengan
tujuan untuk menumbuhkan dan memelihara tanaman (seperti padi, bunga, buah dan
lain lain), dengan harapan untuk memperoleh hasil dari
tanaman tersebut untuk digunakan sendiri ataupun menjualnya kepada orang lain.

2. Nelayan
Sama seperti Pak Tani
yang semakin hari semakin terpuruk akibat tinggi biaya operasionalnya dalam
menanam sampai memanen padi dibanding keuntungan yang didapat, Pak Nelayan juga
tidak kalah sengsara. Harga BBM naik plus ketika melaut tidak ada yang menjamin
Para Nelayan pulang membawa hasil yang cukup untuk menghidupi anaknya. Padahal,
coba lihat di pasar ikan, harga ikan mulai melambung apalagi jika laut lagi
memperlihatkan keganasannya. Tapi semua berbanding terbalik dengan nasi Para
Keluarga Nelayan, tinggal di daerah yang kumuh bahkan anak mereka pun lupa
bagaimana caranya bersekolah, hanya bisa membantu meringankan beban hidup orang
tuanya.
Simpel saja cara menghargainya sama seperti kita
menghargai petani. Makanlah Ikan setiap hari tanpa menyisakan Ikannya (kalo
tulangnya mau dimakan juga gapapa kok :p). Tapi kita jarang mau makan ikan. Padahal
ikan itu salah satu lauk yang memiliki protein tinggi. Bagus untuk perkembangan
otak dan pertumbuhan anak. Selain itu juga jenis ikan merupakan makanan
yang dihalalkan oleh Allah.
3.
Guru
Profesi satu ini memiliki julukan Pahlawan tanpa Tanda Jasa. Mereka
dikatakan Pahlawan tetapi tidak dihargai. Aneh, padahal salah satu fondasi dari
suatu negara adalah pendidikannya. Dan salah satu ujung tombak dalam
pendidikan adalah Guru itu sendiri. Bagaimana mau mensejahterakan bangsanya?
Mereka saja tidak disejahterakan bahkan banyak yang berpandangan sinis terhadap
profesi mereka. Mereka yang menjadi kambing hitam ketika muridnya tidak bisa
lulus dan mendapatkan nilai jelek. Mereka juga yang disalahkan ketika
pemerintah menetapkan hasil tinggi dalam ujian tetapi banyak murid yang tidak
mencapai nilai itu. Mereka juga dimarahi oleh orang tua murid ketika anaknya
menerima pendidikan yang dirasa kurang layak untuk anaknya. Yah, makanya
terjadilah pemukulan, pencabulan dll yang dilakukan oleh Oknum Guru. Dan
anehnya hanya sedikit orang tua murid yang berterima kasih kepada Guru ketika
anak yang tersayangnya sukses. Mungkin mereka berpikir bahwa yang bejasa selama
ini adalah kerja keras anak mereka. Pantas inilah yang menyebabkan Guru
berjuluk Pahlawan Tanpa Tanda Jasa.
Siapa yang pertama kali mengajarkan menulis? Membaca?
Mengarang? Berhitung? dan bersosialisasi kalau bukan Guru? Saya juga bisa
seperti ini hanya semata-mata adalah Jasa Guru saya, dan dukungan dari Orang
Tua saya. Makanya hargailah Gurumu yang sudah dengan telaten mendidikmu.
Ingat Tidak Ada Mantan Guru, adanya
adalah Mantan Murid. (eyh)
0 comments :
Posting Komentar